I can be tough,I can be strong
But with you,it's not like that at all
There's a girl that gives a shit
Behind this wall, you just walk through it
And I remember all those crazy things
you said
You left them running though my head
You're always there, you're everywhere
But right now I wish you were here
All those crazy things we did
Didn't think about it, just went with it
You're always there, you're everywhere
But right now I wish you were here
Damn, damn, damn
What I'd do to have you here, here, here
I wish you were here
Damn, damn, damn
What I'd do to have you near, near, near
I wish you were here
I love the way you are
It's who I am, don't have to try hard
We always say, say it like it is
And the truth is that I really miss
All those crazy things you said
You left them running though my head
You're always there, you're everywhere
But right now I wish you were here
All those crazy things we did
Didn't think about it, just went with it
You're always there, you're everywhere
But right now I wish you were here
Damn, damn, damn
What I'd do to have you here, here, here
I wish you were here
Damn, damn, damn
What I'd do to have you near, near, near
I wish you were here
No, I don't wanna let go,
I just wanna let you know
That I never wanna let go, let go, oh, oh
No,
I don't wanna let go,
I just wanna let you know
That I never wanna let go, let go, let go, let go
Let go, let go, let go, let go, let go, let go
Let go, let go, let go
Damn, damn, damn
What I'd do to have you here, here, here
I wish you were here
Damn, damn, damn
What I'd do to have you near, near, near
I wish you were here
Damn, damn, damn
What I'd do to have you here, here, here
I wish you were here
Damn, damn, damn
What I'd do to have you near, near, near
I wish you were here
Queen RATNA
Sabtu, 06 Oktober 2012
PENGERTIAN ASAM-BASA
PENGERTIAN ASAM-BASA
1. Definisi asam-basa menurut Arrhenius
Menurut Arrhenius pada tahun 1903, asam adalah zat
yang dalam air dapat menghasilkan ion hidrogen (atau ion hidronium, H3O+)
sehingga dapat meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+).
Secara umum :
Konsep asam basa Arrhenius terbatas hanya pada larutan air, sehingga tidak dapat diterapkan pada larutan non-air, fasa gas dan fasa padatan dimana tidak ada H+ dan OH-.
2. Definisi asam-basa menurut Bronsted-Lowry
Pada tahun 1923, Bronsted dan Lowry mendefinisikan :
Asam adalah suatu senyawa yang dapat memberikan proton (H+) Basa adalah suatu senyawa yang dapat berperan sebagai menerima proton (H+).
3. Definisi asam-basa menurut Lux-Flood
Sistem asam-basa Lux-Flood merupakan sistem asam-basa dalam larutan nonprotik yang tidak dapat menggunakan definisi Bronsted-Lowry. Contohnya, pada temperatur leleh suatu senyawa anorganik yang cukup tinggi reaksinya sebagai berikut:
basa (CaO) adalah pemberi oksida
asam (SiO2) adalah penerima oksida
Sistem Lux-Flood terbatas pada sistem lelehan oksida, namun merupakan aspek anhidrida asam-basa dari kimia asam- basa yang sering diabaikan.
Basa Lux-flood adalah suatu anhidrida basa.
4. Definisi asam-basa menurut sistem pelarut (solvent)
Definisi ini diterapkan pada pelarut yang dapat terdisosiasi menjadi kation dan anion (autodisosiasi).
Asam adalah suatu kation yang berasal dari reaksi autodisosiasi pelarut yang dapat meningkatkan konsentrasi kation dalam pelarut.
Basa adalah suatu anion yang berasal dari reaksi autodisosiasi pelarut yang dapat meningkatkan konsentrasi anion pelarut.
Secara umum, reaksi autodisosiasi dapat dituliskan :
Asam sulfat meningkatkan konsentrasi ion hidronium dan merupakan asamnya. Konsep asam-basa sistem pelarut adalah kebalikan dari reaksi autodisosiasi.
Contoh :
Secara umum :
5. Konsep Asam-Basa LEWIS
Teori asam basa Lewis
Asam menurut
Lewis adalah zat yang dapat menerima pasangan electron (akseptor pasangan
electron)
Basa menurut
Lewis adalah zat yang dapat memberikan pasangan electron (donor pasangan
electron).
Lewis
mengamati bahwa molekul BF3 juga dapat berperilaku seperti halnya
asam (H+) sewaktu bereaksi dengan NH3. Molekul BF3 dapat
menerima sepasang elektron dari molekul NH3 untuk membentuk ikatan
kovalen antara B dan H.
Teori asam
basa Lewis lebih luas dibandingkan Arhenius dan Bronsted Lowry , karena :
- Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang berlangsung dalam pelarut air, pelarut bukan air, dan tanpa pelarut sama sekali.
- Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak melibatkan transfer proton (H+), seperti reaksi antara BF3 dan NH3.
Contoh :
Tunjukkan
bagaimana reaksi asam basa antara larutan HCl dan NaOH menurut teori Arhenius
dapat dijelaskan dengan menggunakan teori Lewis
Reaksi
antara larutan HCl dan NaOH ;
HCl(aq)
+ NaOH(aq) ↔ NaCl(aq) + H2O(l)
Untuk
menjelaskan reaksi ini menggunakan teori Lewis, nyatakan reaksi sebagai reaksi
ion:
HCl ↔ H+
+ Cl-
NaOH ↔ Na+ + OH-
NaCl ↔ Na+
+ Cl-
H2O
Reaksi ion
bersihnya adalah :
H+
+ OH-↔ H2O(l)
Ikatan
kovalen koordinasi antara H dan O yang terbentuk akibat transfer sepasang
elektron dari OH- ke H+
NUR RATNA SARI
25121119F
DIII ANALIS KIMIA
Sabtu, 29 September 2012
PENGENALAN BAHAN-BAHAN KIMIA
PENGENALAN BAHAN KIMIA
I. Tujuan
:
Untuk dapat menjelaskan tentang jenis, sifat
serta simbol-simbol bahaya bahan kimia.
II. Dasar
teori:
Di dalam kegiatan pratikum kimia, bahan kimia
merupakan bahan utama, oleh karena itu kita perlu memiliki pengetahuan tentang
bahan-bahan kimia khususnya yang sering digunakan di dalam pratikum.
Pengetahuan tentang bahan kimia yang dimiliki diantaranya dimaksudkan agar kita
mampu menangani bahan kimia secara baik. Dengan demikian kegiatan pratikum akan
berjalan lancar dan kecelakaan karena ketidaktahuan dapat dihindarkan.
2.1 Bahan-bahan
Kimia biasanya dibuat dalam 4 tingkat kemurnian yaitu:
2.1.1 Tingkat Teknik
(Technical Grade)
2.1.2 Tingkat
Farmasi (Pharmaceutical Grade)
2.1.3 Tingkat
Murni (Chemically Pure/CP)
2.1.4 Tingkat
Pereaksi (Analyzed Grade)
2.2 Penggolongan
Bahan Kimia berdasarkan sifat kimianya:
2.2.1 Bahan Kimia Mudah terbakar
2.2.2 Bahan pengoksidasi
2.2.3 Bahan mudah Meledak
2.2.4 Bahan Radioaktif
2.2.5 Bahan Korosif
2.2.6 Bahan Toksik
2.3 Pengenalan Simbol Bahaya (Hazard Symbol)
Sabtu, 22 September 2012
LAPORAN PRATIKUM KIMIA ANORGANIK
LAPORAN PRATIKUM KIMIA ANORGANIK
NAMA : NUR RATNA SARI
FAKULTAS : TEKNIK
PROGRAM STUDI : DIII ANALIS KIMIA
HARI/TGL.PRATIKUM : SABTU,22 SEPT 2012
JUDUL PRATIKUM : PENGENALAN ALAT-
FAKULTAS : TEKNIK
PROGRAM STUDI : DIII ANALIS KIMIA
HARI/TGL.PRATIKUM : SABTU,22 SEPT 2012
JUDUL PRATIKUM : PENGENALAN ALAT-
ALAT LABORATORIUM
D-III ANALIS KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
2012/2013
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
2012/2013
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
I. TUJUAN :
Pada akhir pratikum mahasiswa diharapakan dapat menjelaskan tentang alat-alat laboratorium kimia dan cara pemakaiannya.
Pada akhir pratikum mahasiswa diharapakan dapat menjelaskan tentang alat-alat laboratorium kimia dan cara pemakaiannya.
II. Dasar Teori :
Bekerja di laboratorium tidak bisa lepas dari penggunaan peralatan laboratorium khususnya peralatan gelas. Guna menjamin kualitas kerja di laboratorium, pemahaman yang baik bagaimana cara penggunaan dan perawatan peralatan gelas adalah sangat penting.
Kemampuan menggunakan alat gelas dengan tepat (accurate), cermat (precision), andal (reliable), mantap (stable), cepat (quikly) dan selamat (safety) merupakan kunci kesuksesan kerja di laboratorium.
Kesuksesan kerja di laboratorium selain di tentukan oleh ketepatan dalam pemilihan prosedur dan pengolahan bahan kimia, ditentukan pula oleh kemampuan dalam menggunakan alat-alat laboratorium. Agar siswa ataupun laboran dapat bekerja di laboratorium secara baik maka harus mempunyai kemampuan yang baik mengenai teknik menggunakan alat laboratorium.
Kesuksesan kerja di laboratorium selain di tentukan oleh ketepatan dalam pemilihan prosedur dan pengolahan bahan kimia, ditentukan pula oleh kemampuan dalam menggunakan alat-alat laboratorium. Agar siswa ataupun laboran dapat bekerja di laboratorium secara baik maka harus mempunyai kemampuan yang baik mengenai teknik menggunakan alat laboratorium.
Peralatan laboratorium yang terbuat dari gelas harus memiliki sifat satu diantaranya:
1. Tahan panas (pyrex)
2. Tahan terhadap kenaikan suhu mendadak (borosiklat)
3. Dapat dipanaskan pada api tanpa menjadi kusam (soda lime)
1. Tahan panas (pyrex)
2. Tahan terhadap kenaikan suhu mendadak (borosiklat)
3. Dapat dipanaskan pada api tanpa menjadi kusam (soda lime)
Prinsip-prinsip penggunaan alat gelas secara umum adalah :
1. Alat gelas harus bersih dan kering
2. Skala yang ditunjukkan pada alat gelas terlihat dengan jelas
3. Alat gelas berfungsi dengan baik (tidak cacat)
4. Pada proses penggunaan suhu tinggi harus digunakan alat
1. Alat gelas harus bersih dan kering
2. Skala yang ditunjukkan pada alat gelas terlihat dengan jelas
3. Alat gelas berfungsi dengan baik (tidak cacat)
4. Pada proses penggunaan suhu tinggi harus digunakan alat
gelas yang tahan panas
5. jika digunakan untuk mengukur atau memindahkan cairan yang
berbahaya, maka tidak boleh menggunakan anggota tubuh
secara langsung namun dengan menggunakan alat bantu dan
alat keselamatan kerja
6. Menuangkan cairan kedalam cairan yang lain harus
6. Menuangkan cairan kedalam cairan yang lain harus
diperhatikan urutannya, karena urutan yang salah dapat
menimbulkan letupan bahkan ledakan
Peralatan dasar yang digunakan di laboratorium dibagi menjadi 4:
1. Peralatan gelas (glass ware equipment)
1. Peralatan gelas (glass ware equipment)
a. peralatan gelas dasar
b. peralatan gelas untuk pengukuran
c. peralatan gelas untuk analisis
2. Peralatan bukan gelas (non glass equipment)
3. Peralatan pemanas (heating equipment)
4. Peralatan untuk menimbang (balance)
2. Peralatan bukan gelas (non glass equipment)
3. Peralatan pemanas (heating equipment)
4. Peralatan untuk menimbang (balance)
III. PEMBAHASAN
Peralatan Dasar yang digunakan di laboratorium terbagi menjadi 4:
1. Peralatan gelas (glass ware equipment)
a. Peralatan gelas dasar
Ø Gelas Kimia (beaker)
berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga suhu 200 oC. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
v Fungsi :
· Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi
· Menampung zat kimia
· Memanaskan cairan
· Media pemanasan cairan
Ø Tabung Erlenmeyer
berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
v Fungsi :
o Untuk menyimpan dan memanaskan larutan
o Menampung filtrat hasil penyaringan
o Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi
v cara menggunakan Erlenmeyer :
- Pegang leher Erlenmeyer, masukkan larutan yang akan di encerkan/titrasi.
- Diguncangkan dengan perlahan dan hati-hati serta lihat perubahan warna.
- Diguncangkan dengan perlahan dan hati-hati serta lihat perubahan warna.
v Trouble and trouble shooting:
Karena Erlenmeyer berbahan dasar kaca dan rawan pecah, maka jika terkena pecahannya, bisa melukai praktikkan dan segera dibati dengan antiseptic atau bila berlanjut hubungi dokter.
Ø Tabung reaksi
berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari
kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.
v Fungsi :
ü Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
ü Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
Ø Corong
terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut.
v Fungsi :
Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.
Ø Kaca arloji
terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.
v Fungsi :
ü Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel
ü Tempat saat menimbang bahan kimia
ü Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
Ø Pipet
alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas. Jenisnya :
a) Pipet seukuran : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat, bagian tengahnya menggelembung.
b) Pipet berukuran : berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya. Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat.
c) Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
Ø Corong Buchner
berupa corong yang bagian dasarnya berpori dan berdiameter besar. Terbuat dari porselen, plastik atau kaca. Berguna untuk menyaring sampel agar lebih cepat kering.
v Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring yang diameternya sama dengan diameter corong.
Ø Corong pisah
berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi terletak di sebelah atas, bagian bawahnya berkatup. Terbuat dari kaca.
v Fungsi :
Untuk memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda. Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi.
v Cara menggunakannya :
campuran yang akan dipisahkan dimasukkan lewat lubang atas, katup dalam keadaan tertutup. Pegang tutup bagian atas, corong dipegang dengan tangan kanan dan kiri dalam posisi horisontal, kocok agar ekstraksi berlangsung dengan baik. Buka tutup bagian atas, keluarkan larutan bagian bawah melalui katup secara pelan. Tutup kembali katup jika larutan lapisan bawah sudah keluar.
Ø Cawan petri
berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat rendah. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas.
v Berfungsi sebagai wadah menimbang dan menyimpan
bahan kimia, mikrobiologi.
Ø Batang pengaduk
terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia.
Ø Regent Bottle (botol pereaksi)
Botol reagen (reagent bottle) juga disebut sebagai botol pereaksi karena botol ini digunakan sebagai wadah pereaksi (reagen) dan menyimpan reagen yang sudah diolah menjadi baku primer dan sekunder. Botol reagen dibedakan oleh warnanya menjadi dua, yaitu botol berwarna (gelap) dan botol transparan, yang mana botol berwarna gelap digunakan untuk zat yang tidak tahan cahaya, oksidasi, atau lainnya.
v Cara penggunaanya cukup sederhana yang mana reagent yang sudah diolah dimasukkan kedalan botol ini dengan perlahan, dan sangat penting pemberian label nama zat dan konsentrasi pada botol untuk memudahkan mengetahui reagent dalam botol ini. Jika ingin mengambil reagent daribotol ini ambil dengan cara dipipet dan ambil secukupnya, jangan lupa menutup kembali tutup botol reagent.
Sebaiknya regent yang bersifat asam diletakkan atau disimpan dalam lemari asam, dan jika ingin mengambil reagent yang bersifat asam pekat dianjrukan diambil dalam posisi botol reagent tetap didalam lemari asam, ini berguna untuk membuang bau atau zat2 yang sedang di test, supaya bau atau zat tersebut tidak menyebar diruangan tersebut
Sebaiknya regent yang bersifat asam diletakkan atau disimpan dalam lemari asam, dan jika ingin mengambil reagent yang bersifat asam pekat dianjrukan diambil dalam posisi botol reagent tetap didalam lemari asam, ini berguna untuk membuang bau atau zat2 yang sedang di test, supaya bau atau zat tersebut tidak menyebar diruangan tersebut
Ø Desikator
berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline. Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika gel.
v Fungsi :
ü Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air
ü Mengeringkan padatan
v Cara menggunakannya :
o Dengan membuka tutup desikator dengan menggesernya ke samping.
o Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama.
v Keterangan :
Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel sudah berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven bersuhu 105 oC sampai warnanya kembali biru.
Ø Labu bundar
berupa labu dengan leher yang panjang, alasnya ada yang bundar, ada yang rata. Terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 oC.Ukurannya mulai dari 250 mL sampai 2000 mL.
v Fungsi :
Untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan.
Ø Erlenmeyer Buchner
berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil, ada lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan selang ke pompa vakum. Terbuat dari kaca tebal yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm. Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai untuk menampung cairan hasil filtrasi.
v Cara menggunakannya :
Diawali dengan memasang corong Buchner di leher labu, pasang selang yang tersambung ke pompa vakum pada bagian yang menonjol.
b. Peralatan gelas untuk pengukuran :
Ø Pipet Ukur (Measuring Pipette)
alat yang terbuat dari gelas, berbentuk seperti gambar disamping. Pipet ini memiliki skala. Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu. Gunakan bulp atau pipet pump untuk menyedot larutan, jangan dihisap dengan mulut.
Ø Pipet Volume
Pipet volume atau pipet gondok adalah salah satu alat ukur kuantitatif dengan tingkat ketelitian tinggi, ditandai dengan bentuknya yang ramping pada penunjuk volume dan hanya ada satu ukuran volume.
v Pipet volume digunakan untuk memindahkan cairan dari satu wadah ke wadah yang lain, biasanya untuk memindahkan larutan baku primer atau sample pada proses titrasi.
Pemindahan cairan dapat dilakukan secara manual dengan disedot menggunakan mulut atau menggunakan piller (lihat video)
v Cara pemakaian secara manual:
· Masukkan piper volume ke dalam wadah berisi cairan sampai ujung pipet tercelup (perhatian : ujung pipet harus masuk jauh ke dalam cairan jangan sekedar tercelup atau berada dekat permukaan cairan)
· sedot cairan sampai melebihi batas ukur
· tutup lubang atas dengan jari telunjuk (bila cairan cepat turun kebawah batas pengukuran sebelum tertutup telunjuk, lakukan dengan cara tempelkan ujung pipet pada dasar wadah baru tutup ujung pipet dengan telunjuk, cara ini untuk mencegah cairan turun dengan cepat)
· turunkan cairan sampai miniskus tepat pada batas ukur
· keluarkan pipet dari wadah dan hal penting yang perlu dilakukan adalah lap bagian luar pipet dengan kertas tissue untuk mencegah adanya cairan yang nempel di dinding luar ikut turun pada saat proses pemindahan (proses pengelapan dapat dilakukan sebelum cairan diturunkan mencapai batas ukur)
· pindahkan cairan pada wadah lain dengan posisi tegak lurus (jangan menyamping) dan ujung pipet ditempelkan pada wadah, proses ini untuk mencegah cairan keluar terlalu cepat sehingga masih ada cairan yang nempel pada dinding dalam pipet dan tidak ikut keluar
· bila masih ada cairan yang tertinggal pada ujung pipet biarkan saja, namun sebelumnya coba dengan memutar-mutar pipet dengan ujung menempel pada wadah
· proses pemindahan selesai
Ø Buret
berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL.
v Fungsi :
Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.
v Cara menggunakan buret
Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara mengisinya :
Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar tepat pada skala nol.
Ø Gelas ukur
berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
v Fungsi :
Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu
v Cara membaca volume pada gelas ukur
Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur.
Ø Labu ukur
berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai dari 1 mL hingga 2 L.
v Fungsi :
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
v Cara menggunakan :
Mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan. Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen.
c. Peralatan gelas untuk analisis
Ø Thermometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur suhu.
Ø Higrometer
sejenis alat untuk mengukur tingkat kelembaban pada suatu tempat. Biasanya alat ini ditempatkan di dalam bekas (container) penyimpanan barang yang memerlukan tahap kelembapan yang terjaga seperti dry box penyimpanan kamera.
Ø Piknometer
Piknometer merupakan alat ukur yang dibuat dengan akurasi tinggi, sehingga kesalahan pengukuran sangat diperkecil. Angka taksiran biasanya tidak terdapat pada piknometer sehingga hasil pengukuran merupakan angka pasti.
2. Peralatan bukan gelas (non glass equipment)
Ø Cawan porselen
terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan. Cawan porselen digunakan untuk menguapakan cairan pada suhu yang tidak terlalu tinggi,misalnya didalam oven,diatas tangs air,uap,pasir dan sebagainya.cawan porselen mempunyai kapasitas 4 hingga 2900 ml.Sebagian dari cawan porselen tidak tahan pada pemanasan suhu diatas 300 C.
v Cara menggunakannya :
Memanaskan Naftalen dengan cawan porselen
1.Campurkan 2 gram Naftalen / Kamfer yang sudah dihaluskan dengan 1 gram serbuk pasir ke dalam cawan porselen. Aduklah dengan batang pengaduk hingga keduanya bercampur sempurna.
2.Panaskan campuran Naftalen / Kamfer dengan serbuk pasir (dalam cawan porselen) di atas nyala api pembakar spiritus (jangan lupa gunakan kaki tiga dan kawat kasa) dan tutuplah bagian atas cawan porselen tersebut dengan menggunakan kaca arloji.
3.Panaskan hingga terjadi perubahan pada kaca arloji tersebut! Amati perubahan yang terjadi!
4.Matikan nyala api pembakar spiritus, diamkan hingga cawan porselen dan kaca arloji (penutupnya) menjadi dingin. Amati apa yang terjadi pada kaca arloji tersebut.
Hati –hati kena tangan kita akan menyebabkan luka ,jauhilah dari tubuh kita maka segera obati dan apabila pecah maka segera diganti.
Memanaskan Naftalen dengan cawan porselen
1.Campurkan 2 gram Naftalen / Kamfer yang sudah dihaluskan dengan 1 gram serbuk pasir ke dalam cawan porselen. Aduklah dengan batang pengaduk hingga keduanya bercampur sempurna.
2.Panaskan campuran Naftalen / Kamfer dengan serbuk pasir (dalam cawan porselen) di atas nyala api pembakar spiritus (jangan lupa gunakan kaki tiga dan kawat kasa) dan tutuplah bagian atas cawan porselen tersebut dengan menggunakan kaca arloji.
3.Panaskan hingga terjadi perubahan pada kaca arloji tersebut! Amati perubahan yang terjadi!
4.Matikan nyala api pembakar spiritus, diamkan hingga cawan porselen dan kaca arloji (penutupnya) menjadi dingin. Amati apa yang terjadi pada kaca arloji tersebut.
Hati –hati kena tangan kita akan menyebabkan luka ,jauhilah dari tubuh kita maka segera obati dan apabila pecah maka segera diganti.
Ø Mortar dan pestle
terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.
Ø Spatula
berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau alumunium.
v Fungsi :
ü Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan
ü Dipakai untuk mengaduk larutan
Ø Kaki tiga
besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan.
Ø Botol semprot
berupa botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Berfungsi sebagai tempat menyimpan aquades. Cara menggunakannya dengan menekan badan botol sampai airnya keluar.
Ø Kaki tiga krus
terbuat dari porselen dan berfungsi untuk menaruh krusibel saat akan dipanaskan langsung di atas api.
Ø Statif
terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.
Ø Klem buret
Fungsi : Untuk memegang buret yang digunakan untuk titrasi
Penggunaan : Dengan cara dipasangkan buret dengan ditegakkan oleh statif dan dijepit oleh klem
Fungsi : Untuk memegang buret yang digunakan untuk titrasi
Penggunaan : Dengan cara dipasangkan buret dengan ditegakkan oleh statif dan dijepit oleh klem
Ø Tang krusibel
terbuat dari besi atau baja untuk mengambil dan membawa krusibel.
Ø Pipet Filler / Rubber Bulb Filler
digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup, Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).
Ø Rak Untuk tempat Tabung Reaksi
Rak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sebagai tempat meletakkan tabung reaksi.
Rak terbuat dari kayu atau logam. Digunakan sebagai tempat meletakkan tabung reaksi.
Ø Penjepit Kayu
Penjepit kayu , digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan, atau untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisi panas.
Penjepit kayu , digunakan untuk menjepit tabung reaksi pada saat pemanasan, atau untuk membantu mengambil kertas saring atau benda lain pada kondisi panas.
3. Peralatan pemanas (heating equipment)
Ø Burner / pembakar spiritus
digunakan untuk memanaskan bahan kimia.
Ø Pembakar Bunsen (Bunsen Burner)
berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol.
Ø Krusibel
krusibble atau biasa yang disebut krus pengabuan umumnya untuk membakar/mengarangkan/mengabukan zat pada analisis gravimetri. berupa mangkok kecil yang dilengkapi tutup dan terbuat dari porselen tahan panas, alumina. Dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia. Pada saat krus masih dalam keadaan panas, jangan langsung dikenai air. Perubahan suhu mendadak menyebabkan krus pecah
v Cara menggunakannya :
a.krus pengabuan mampu membakar semua zat organic dioksidasi pada suhu yang tinggi yaitu sekitar 500-6000 C dan kemudian melakukan penimbangan zat yang tertinggal setelah proses pembakaran tersebut
b.Bahan yang akan diabukan ditempatkan pada krus pengabuan
c.Lama pengabuan tiap bahan berbeda-beda dan antara 2-8 jam .pengabuan dianggap selesai apabila diperoleh sisa pengabuan yang umumnya berwarna putih abu-abu dan beratnya konstan dengan selang waktu pengabuan 30 menit
d.Penimbangan berkisa terhadap bahan dilakukan dalam keadaan dingin,untuk itu maka krus yang berisi abu yang diambil dari dalam muffle harus lebih dahulu dimasukkan kedalam oven bersuhu 105 C agar supaya suhunya turun,baru kemudian dimasukkan ke dalam eksikator sampai dingin.
Apabila pada krus pengabuan termasuk penutup krus pengabuan tidak pas ini dapat menyulitkan proses pengabuan sehingga tutuplah dengan rapat penutup krus pengabuan
4. Peralatan untuk menimbang (balance)
Ø Neraca analisis
digunakan untuk menimbang padatan kimia.
v Cara menggunakan neraca analitis
· Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
· Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
· Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
· Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dari Pengenalan Alat di Laboratorium dapat disimpulkan bahwa alat-alat yang digunakan dalam praktikum kimia dasar mempunyai fungsi, kegunaan, dan cara kerja yang berbeda-beda serta mempunyai perbedaan karakteristik yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)